Mbah Maridjan lahir tahun 1927 di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dia mempunyai seorang istri bernama Ponirah (73), 10 orang anak (lima di antaranya telah meninggal), 11 cucu, dan 6 orang cicit.
Anak-anak Mbah Maridjan yang masih hidup bernama Panut Utomo (50), Sutrisno (45), Lestari (40), Sulastri (36), dan Widodo (30). Mereka ada yang memilih tinggal di Yogyakarta dan ada pula yang di Jakarta.
Di antara anak-anak Mbah Maridjan, juga ada yang siap mewarisi tugas sebagai juru kunci Gunung Merapi dan kini telah menjadi abdi dalem Keraton Yogyakarta.
Pada tahun 1970 Mbah Maridjan diangkat menjadi abdi dalem Keraton Kesultanan Yogyakarta dan oleh Sultan Hamengku Buwono IX diberi nama baru, yaitu Mas Penewu Suraksohargo1. Pada saat itu, sebagai abdi dalem, Mbah Maridjan diberi jabatan sebagai wakil juru kunci dengan pangkat Mantri Juru Kunci, mendampingi ayahnya yang menjabat sebagai juru kunci Gunung Merapi.
Pada saat menjadi wakil juru kunci, Mbah Maridjan sudah sering mewakili ayahnya untuk memimpin upacara ritual labuhan di puncak Gunung Merapi. Setelah ayahnya wafat, pada tanggal 3 Maret 1982, Mbah Maridjan diangkat menjadi juru kunci Gunung Merapi.
Sebagai seorang abdi dalem Keraton Yogyakarta dengan jabatan juru kunci, Mbah Maridjan juga menunjukkan nilai-nilai kesetiaan tinggi. Meskipun Gunung Merapi memuntahkan lava pijar dan awan panas yang membahayakan manusia, dia bersikukuh tidak mau mengungsi.
Sikapnya yang terkesan mbalelo itu semata-mata sebagai wujud tanggung jawabnya terhadap tugas yang diamanatkan oleh Ngarsa Dalem.
Seseorang juru kunci Merapi yang lebih di kenal dengan sebutan Mbah Marijan ini, beliau meningal di kaki gunung merapi yang di jaganya selama bertahun-tahun , termasuk juga di dalamnya keraton Jogjakarta. Mbah Marijan termasuk abdi dalem keraton yang loyal dalam melaksanakan tugas menjaga Merapi sampai akhir hayat. Mbah Marijan wafat dalam tugasnya menjaga gunung merapi tersebut.
Ia wafat di desanya bersama beberapa warga desa lainnya, beliau wafat dengan posisi sujud. Ia tertimbum oleh debu-debu vulcanic yang di sebabkan oleh awan panah yang menyerang desanya.
pada beberapa tahun yang lalu pernah terjadi hal yang sama. merapi menunjukan kemarehannya , tetapi warga sekitar tetap tenang-tenang saja dan sebagian tidak mengungsi padahal bada saat itu merapi sudah terlihat ingin memuntahkan lava pijarnya , itu di karenakan ada seseorang yang berkata bahwa merapi tersebut tidak akan meletus ( Mbah Marijan ). sehinga sebagian warga hanya berdiam di rumah saja dan tidak mau di ungsikan . tepapi pada saat itu hal yg di ucapkan Mbah Marijan itu benar" terjadi , merapi tidak meletus dan itu berdampak besar pada warga sekitar.
semasa hidupnya Mbah Marijan tidak hanya di kenal sebagai penjaga merapi saja tetapi juga sebagai salah satu bintang iklan yang mempunyai ciri roso-roso, yang menyebabkan dia menjadi sangat terkenal saja.
Seseorang juru kunci Merapi yang lebih di kenal dengan sebutan Mbah Marijan ini, beliau meningal di kaki gunung merapi yang di jaganya selama bertahun-tahun , termasuk juga di dalamnya keraton Jogjakarta. Mbah Marijan termasuk abdi dalem keraton yang loyal dalam melaksanakan tugas menjaga Merapi sampai akhir hayat. Mbah Marijan wafat dalam tugasnya menjaga gunung merapi tersebut.
Ia wafat di desanya bersama beberapa warga desa lainnya, beliau wafat dengan posisi sujud. Ia tertimbum oleh debu-debu vulcanic yang di sebabkan oleh awan panah yang menyerang desanya.
pada beberapa tahun yang lalu pernah terjadi hal yang sama. merapi menunjukan kemarehannya , tetapi warga sekitar tetap tenang-tenang saja dan sebagian tidak mengungsi padahal bada saat itu merapi sudah terlihat ingin memuntahkan lava pijarnya , itu di karenakan ada seseorang yang berkata bahwa merapi tersebut tidak akan meletus ( Mbah Marijan ). sehinga sebagian warga hanya berdiam di rumah saja dan tidak mau di ungsikan . tepapi pada saat itu hal yg di ucapkan Mbah Marijan itu benar" terjadi , merapi tidak meletus dan itu berdampak besar pada warga sekitar.
semasa hidupnya Mbah Marijan tidak hanya di kenal sebagai penjaga merapi saja tetapi juga sebagai salah satu bintang iklan yang mempunyai ciri roso-roso, yang menyebabkan dia menjadi sangat terkenal saja.
Referen :